Halaman

Jumat, 01 November 2013

Pentingnya 2 Cm (Dua Sentimeter)

Dua centimeter bukanlah sesuatu yang berarti bagi orang banyak. penambahan sayur dua sentimeter ngga ada artinya, penambahan panjang jalan dua senti juga ga bisa ngurangin kemacetan. Nah, trus kenapa kita ngomongin dua centimeter sekarang.?



Meskipun 2 cm ngga banyak berarti buat orang lain (penggemar 2 cm pasti ngga setuju), buat kami para mahasiswa Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK), penambahan 2 cm adalah sesuatu yang sangat berarti, terutama dalam hal rambut (makin ngawur).

Hari ini adalah hari yang sangat berharga bagi kami, mahasiswa salah satu PTK. Hal yang sangat menyenangkan itu adalah aturan alias ketentuan panjang yang baru. \^-^/ . Penambahan 2 cm untuk panjang rambut taruni membuat hati kami bersorak. Untuk seorang wanita yang biasa memiliki panjang rambut sependek laki-laki, penambahan 2 cm dalam panjang rambut membuat kami merasa seperti terlahir menjadi wanita lagi. Yeeee!!!

Sebelum aturan ini berlaku, kami para taruni selalu disalahgenderkan! Sebagian besar dari kami yang tidak memakai jilbab pernah merasakan yang namanya disalahkirakan sebagai laki-laki. Berbagai insiden menimpa kami, beberapa di antaranya :

1. Salah Toilet

Nah ini nih kejadian yang paling lazim dialami cewek PTK yang rambutnya cepak. Ketika di tempat umum dan pengen ke toilet, kadang-kadang kami akan menghadapi masalah. Contohnya adalah salah satu kejadian yang menimpa temanku, sebut saja inisialnya Eka.
"Perasaan yang aneh menimpa Eka yang turun bus. Dia harus segera ke toilet. Gara-gara itu, akhirnya dia segera mencari toliet umum terdekat. Perasaan itu membuatnya setengah berlari, matanya terfokus begitu tajam ke arah ruangan yang disebut dengan toilet. Tidak ada yang mengantri di situ! ini kesempatan emas!
Tanpa ragu-ragu Eka segera menerobos masuk mengingat sesuatu harus segera dikeluarkan. Tepat sesaat setelah dia masuk, seseorang tiba-tiba menggedor pintu toilet. Dia cuek saja meskipun pintu digedor dengan begitu kasar dan baru keluar setelah menyelesaikan pekerjaannya.
Tepat ketika dia membuka pintu seorang laki-laki berdiri di depannya dengan muka marah. 'Ini toilet wanita!!' katanya setengah berteriak. Teriakan itu membuat Eka kaget.
'Saya kan cewek mas.' jawab Eka polos dengan suara seratus persen cewek.
'Oh, maaf. Saya kira laki-laki' -_-"
Kurang lebih itulah yang kami alami. Saking pendeknya potongan rambut taruni, kami lebih berhak masuk toilet laki-laki daripada toilet perempuan.

2. Dipanggil Mas (bukan perak, bukan perunggu)

"Sepuluh ribu mas." sapaan itu sering menyapa kami saat belanja di suatu tempat. Sapaan "Mas" bukan "MBAK"! potongan rambut ini seperti merebut kewanitaan saja. GRRrrrrr....

3. Dikira Pacaran atau Lesbi

"Tau ngga sih ta, kalo aku lihat kamu jalan sama Nurul, kalian kelihatan kayak lesbi tau!" Ini juga cukup menyakitkan. Tapi anehnya pendapat ini keluar dari mulut orang yang berambut cepak seperti aku juga. Dia ngga ngaca, padahal panjang rambut kami sama saja.

4. Dikira belanja untuk hadiah pacar

Kejadian ini menimpa temanku Desi. Suatu hari di ITC Cipulir kami berkeliling untuk jalan-jalan dan belanja kalau perlu. Saat itu kami iseng melihat-lihat ke sebuah stand sepatu. Kami tertarik karena modelnya unyu-unyu dan menarik. Desi adalah orang yang mendahului masuk sedangkan aku dan Nurul masih melihat-lihat sepatu yang dipajang di luar stand.
Pemilik stand melihat Desi masuk dan berkata : "Buat pacarnya ya mas?". Sangat polos!
Desi menoleh dengan heran. Akupun terheran sesaat. Di saat lain aku dan Nurul langsung tertawa.
"Saya cewek kog Mbak" kata Desi. Segitu sulitnya kami diakui sebagai wanita. Lebih sulit lagi bagi orang-orang untuk mengenali kami sebagai wanita.

Sekian. itulah kenapa aturan kalau rambut taruni boleh memiliki panjang 2 cm lebih panjang ketimbang sebelumnya membuat kami begitu bahagia. Akhirnya ada pembina yang terketok hatinya untuk memberikan kami kesempatan menjadi wanita. Tuhan begitu baik (pray). Thanks 2cm! Semoga bisa jadi model bob dalam waktu dekat (ngelunjak!).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar